Selasa, 23 November 2010

KONSEKUENSI ADALAH SEBUAH PILIHAN



Dalam kehidupan ini manusia dihadapkan pada dua pilihan, yaitu iman atau kekufuran. Dalam menyikapinya, masing-masing individu berbe-beda, sebagian ada yang memilih jalan yang pertama, dan sebagian lagi ada yang memilih jalan yang kedua. Sebagaimana Allah Swt berfirman:
çm»oY÷ƒyydur ÈûøïyôÚ¨Z9$#
Artinya: “Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.” (1) (Al-Balad: 10).
1.Yang dimaksud dengan dua jalan ialah jalan kebajikan dan jalan kejahatan.
Allah Swt telah memberi manusia pada dua jalan yaitu menuju kebaikan dan menuju keburukan, atau bisa dikatakan dengan hidayah dan kesesatan. Sebagian manusia ada yang bersyukur atas nikmat tersebut, namun ada pula yang kufur terhadap nikmat.
            Rosululloh Saw dalam haditsnya menyampaikan pesan, “semua orang pada waktu pagi hari mempertaruhkan dirinya, sebagian manusia ada yang membebaskan dirinya (mengikuti perintah Allah Swt); dan ada pula yang membinasakan dirinya (menuruti hawa nafsu).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pada hadits diatas mengandung pesan bahwa Rosululloh menunjukan bahwa perilaku dan moral manusia berbeda-beda, ada melakukan perbuatan yang menjerumuskan dirinya dalam kenistaan hidup dan penyesalan yang tiada guna serta siksaan Allah yang tiada henti. Ada pula yang melakukan pekerjaan dan membangun amaliyah yang mendatangkan kesejahteraan serta kenikmatan abadi.
Hasan Al-Basri menyatakan: orang yang beriman dalam dunia ini bagaikan tawanan; ia harus berusaha dan berjuang agar dapat bebas dari tawanan tersebut, dan selalu merasa tidak aman terhadap diri dan hatinya, hingga ia bertemu dengan Allah Swt.
Manusia diciptakan Allah Swt dalam keadaan pasrah tunduk dan mengikut perintah. Lalu Allah Swt memberikan ilham kepadanya, agar dapat mengetahui yang benar dan yang bathil, kebaikan dan keburukan, ketaatan dan kemaksiatan, serta keimanan dan kekufuran. Maka beruntunglah bagi manusia yang membersihkan dirinya dari pengaruh nafsu, hingga ia dapt melaksanakan tugas, amanah serta kewajiban-kewajibannya. Dan merugilah bagi manusia yang meninggalkan iman dan hidayah yang ada dalam dirinya.
MENENTUKAN PILIHAN
Memilih jalan yang pertama; yaitu iman, bukanlah suatu jalan yang mudah dan gampang. Dituntut perjuangan dan pengorbanan karena penuh rintangan, ujian dan fitnah. Bukan hanya harta, keluarga, bahkan jiwa. Belum lagi godaan setan yang selalu menyelimuti manusia. Semua itu merupakan ukuran sejauh mana ia mampu mempertahankan jalan yang dipilih. Itulah konsekuensi sebuah pilihan; iman.
Iman yang telah menjadi pilihannya kemudian berkembang; bukan hanya sekedar pengakuan atau ucapan lisan, tetapi diwujudkan dengan berbagai amal shalih, penuh ketaatan dan kepasrahan, mengalir penuh hikmah dan keberkahan. Iman yang terus melaju, hingga manfaatnya dapat mendorongnya  terus beramal shalih, berlomba dalam kebaikan, pasrah dan tunduk mengikuti perintah dan menghindari larangan (Taqwa).
Namun sulit debedakan antara orang yang sungguh-sungguh beriman dengan orang yang hanya beriman dibibirnya saja.
Karena itu, sunnatullah akan tetap berjalan mengikuti langkah setiap insan beriman. Dari orang-orang terdahulu hingga hari kemudian. Masing-masing akan mendapatkan bagian, ujian dan cobaan akan terus mengiringi cahaya iman, baik dalam bahagia, gelisah, kelimpahan rizki, dan menipisnya cadangan hidup.
Allah Swt akan terus menguji keimanan setiap manusia, dari waktu ke waktu hingga ia lepas dari alam yang fana ini, dan kembali kepangkuan-Nya. ujian yang ditimpakan pada orang-orang yang beriman berbeda dan bermacam-macam tingkatannya. Sesuai dengan kadar keimanan itu sendiri. Yaitu; ketika keimanan tersebut semakin hari semakin baik, maka ujian dan cobaanpun akan semakain kuat.
Demikianlah sunnatullah yang berlaku kepada setiap makhluk-Nya, menguji hamba-Nya untuk membuktikan kesungguhan iman, kesabaran, ketabahan seorang mukmin. Sehingga tidak bercampur dengan orang-orang munafik yang imannya hanya diujung bibir semata.

akrom_mizanul@yahoo.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar