Selasa, 17 Mei 2011

MOTIFASI BELAJAR

MAKALAH
MOTIFASI BELAJAR

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Psikologi Pembelajaran
Dosen Pengampu : Drs. H. Ari Tasiman, M.Pd

 







Di susun oleh kelompok 5 (Lima):
1.        Mizanul Akrom                        (2093475)
2.        M. Nur Bagus P.                      (2093476)
3.        Muhammad Taufatul A.          (2093477)



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM  NAHDLATUL ULAMA
(STAINU) KEBUMEN
JL.Tentara Pelajar 55 B Kebumen
TAHUN AJARAN 2010/2011
KATA PENGANTAR
            Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kepada Sang Illahi Robbi yang mana atas berkat dan Rahmat-Nyalah kami bisa menyelesaikan makalah ini, tak lupa sholawat dan salam marilah kita limpah curahkan kepada Guru besar kita Yakni Nabi Muhammad SAW, tanpa adanya beliau mungkinkah kita terbebas dari zaman kebodohan?.
Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pembelajaran di STAINU Kebumen. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:
·         Bapak Drs.H.Ari Tasiman, M.Pd selaku dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan kepada kami 
·         Orang tua kami yang selalu memberikan  doa dan dukungan dalam menuntut ilmu
·         Rekan-rekan kelompok yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk menyusun makalah ini
·         Rekan-rekan mahasiswa dan seluruh pihak yang bersedia memberikan partisipasi dalam penyusunan makalah ini.

Manusia pasti memiliki kekurangan seperti halnya dalam pembuatan makalah ini pun kami banyak sekali kekurangan. Untuk itu, kami selalu mengharap kritik dan saran dari pembaca guna kemajuan bersama.
Akhir kata dari penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Wasalamua’laikum Wr.Wb.


Kebumen, Maret 2011

                                                                                                                                                                        Penulis

DAFTAR ISI
SAMPUL HALAMAN DEPAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
B.     TUJUAN PENULISAN
C.    METODE PENGUMPULAN DATA
BAB II PEMBAHASAN MOTIVASI BELAJAR
A.    Motivasi Belajar
B.     Hal-Hal Yang Mendasari Timbulnya Motivasi
C.    Aspek dan Ciri motivasi
D.    Macam-Macam Motivasi Belajar
E.     Cara Belajar
F.     Ciri-Ciri Perubahan Tingkah Laku Dalam Pengertian Belajar
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN
A.           LATAR BELAKANG MASALAH
Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut (Wlodkowski:1985). Berdasarkan rumusan tersebut motif merupakan faktor dinamis, penyebab seseorang melakukan perbuatan. Suatu perbuatan dapat ditimbulkan oleh sesuatu motif. Namun juga bisa disebabkan oleh beberapa motif. Dalam belajar, motivasi punya peranan yang penting. Dalam membicarakan macam-macam motivasi belajar, ada dua macam sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang biasa disebut ”motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang biasa disebut ”motivasi ekstrinsik”. Setiap anak harus memiliki motivasi belajar agar dapat tercapainya sesuatu atau hasil sesuai yang diharapkan.[1]
B.            TUJUAN PENULISAN
Didalam penulisan makalah ini ada beberapa tujuan penulisan, diantaranya adalah:
1.      Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pembelajaran
2.      Dari hasil diatas, kami ingin mengetahui lebih dalam tentang Motivasi belajar
3.      Sebagai persyaratan untuk mendapatkan nilai.
C.           METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam mengumpulkan data, kami menggunakan metode pengambilan data secara sekunder, yaitu pengambilan data secara tidak langsung melalui informasi yang sudah ada seperti internet, dan berbagai macam buku.





BAB II
PEMBAHASAN MOTIVASI BELAJAR
A.           Motivasi Belajar
1.      Pengertian
Motivasi berasal dari bahasa Latin, movere yang berarti bergerak atau bahasa Inggrisnya to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor lain, baik faktor eksternal, maupun faktor internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi.[2]
Jadi Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.[3] Motivasi itu berlaku untuk semua kegiatan, termasuk kegiatan belajar.
Belajar adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja yang dapat menimbulkan tingkah laku (baik actual/nyata maupun potensil/tidak tampak) dimana perubahan yang dihasilkan tersebut bersifat positif dan berlaku dalam waktu yang relatif lama.[4]
Jadi, jika dikatakan motivasi belajar, maksudnya adalah mendorong atau memberi semangat kepada individu yang melakukan kegiatan belajar, agar lebih giat belajar supaya prestasinya meningkat menjadi lebih baik.[5] Atau motivasi belajar adalah suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk belajar sesuatu atau atau melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.[6]
2.      Hal-Hal Yang Mendasari Timbulnya Motivasi
Sehubungan dengan kebutuhan hidup manusia yang mendasari timbulnya motivasi, Moslow[7] mengungkapkan bahwa kebutuhan dasar hidup manusia, itu terbagi atas lima tingkatan, yaitu:
1.      Kebutuhan fisiologis
Yaitu kebutuhan pokok yang harus dipenuhinya dengan segera. Seperti: keperluan untuk makan, minum, berpakaian dan bertingkat tinggal.
2.      Kebutuhan keamanan
Yaitu kebutuhan seseorang untuk memperoleh keselamatan, keamanan, jaminan atau perlindungan dari ancaman yang membahayakan kelangsungan hidup dan kehidupan dengan segala aspeknya.
3.      Kebutuhan sosial
Yaitu Kebutuhan seseorang untuk disukai dan menyukai, dicintai dan mencintai, bergaul, berkelompok, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4.      Kebutuhan akan harga diri
Yaitu Kebutuhan seseorang untuk memperoleh kehormatan, penghormatan, pujian, penghargaan dan pengakuan.
5.      Kebutuhan akan aktualisasi diri
Yaitu Kebutuhan seseorang untuk memperoleh kebanggaan, kekaguman, dan kemasyhuran sebagai pribadi yang mampu dan berhasil mewujudkan potensi bakatnya dengan hasil prestasi yang luar biasa.[8]
            Karena dalam uraian ini berkaitan dengan motivasi belajar, maka konteks motivasi yang sesuai disini adalah motivasi berprestasi. Dengan demikian, motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri siswa yang selalu berusaha atau berjuang untuk meningkatkan atau memelihara kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan setandar keunggulan.[9]
            Standar keunggulan ini, menurut Heckhausen terbagi atas tiga komponen, yaitu:
1.      Standar keunggulan tugas, adalah standar yang berhubungan dengan pencapaian tugas sebaik-baiknya.
2.      Standar keunggulan diri, adalah standar yang berhubungan dengan pencapaian prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi yang pernah dicapai selama ini.
3.      Standar keunggulan siswa, adalah standar keunggulan yang berhubungan dengan pencapaian prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi yang di capai oleh siswa lain (misalnya teman sekelas). Standar ini lebih ditujukan kepada keinginan siswa untuk menjadi juara pertama dalam setiap kompetisi.[10]
Suatu prestasi atau achievement berkaitan erat dengan harapan (expectation). Inilah yang membedakan motivasi berprestasi dengan motivasi lain seperti lapar, haus dan motif biologis lainnya. Harapan seseorang terbentuk melalui belajar dalam lingkungannya. Suatu harapan selalu mengandung standar keunggulan. Standar ini mungkin berasal dari tuntunan orangtua atau lingkungan kultur tempat seseorang di besarkan. Oleh karena itu, standar keunggulan merupakan kerangka acuan bagi seseorang tatkala ia belajar mengerjakan suatu tugas, memecahkan masalah dan mempelajari ketrampilan lainnya. Semua penyimpangan dari kerangka acuan itu dapat membangkitkan afeksi, baik yang positif maupun yang negatif. Salah satu petunjuk yang yang paling meyakinkan tentang kerangka acuan semacam itu ialah evaluasi terhadap suatu jenis perbuatan, misalnya siswa telah menyelesaikan tugas dengan baik.[11]
B.            Fungsi Motivasi
Eysenck dan kawan-kawan dalam Encyclopedia of Psycology menjelaskan bahwa fungsi motivasi antara lain:
a.       Menjelaskan tingkah laku
Maksudnya, dengan dengan mempelajari motivasi, dapat diketahui mengapa siswa melakukan suatu pekerjaan dengan tekun dan rajin, sementara siswa lain acuh terhadap pekerjaan itu.
b.      Mengontrol tingkah laku
Maksudnya, dengan mempelajari motivasi dapat diketahui mengapa seseorang sangat menyenangi suatu objek dan kurang menyenangi objek yang lain.[12]
            Jika dikaitkan dengan kegiatan belajar mengajar, siswa akan berusaha untuk selalu mendekati hal-hal yang menyenangkan. Bagi guru, ini merupakan prinsip penting, yaitu menimbulkan suasana stimulus yang selalu menyenangkan siswa, sehingga siswa selalu berkeinginan untuk belajar.[13]
C.    Aspek dan Ciri motivasi
Menurut Walgito, aspek motivasi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
a.       Keadaan yang mendorong dan kesiapan bergerak dalam diri organisme, yang timbul karena kebutuhan jasmani, keadaan lingkungan, keadaan mental (berpikir dan ingatan).
b.      Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan tersebut.
c.       Sasaran atau tujuan yang dikejar oleh perilaku tersebut.
Menurut Plotnik, ciri motivasi dapat dibagi menjadi tiga, diantaranya adalah:
a.       Anda terdorong berbuat atau melaksanakan suatu kegiatan.
b.      Anda langsung mengarahkan energi anda, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
c.       Anda mempunyai intensitas perasaan-perasaan yang berbeda tentang pencapaian tujuan itu.[14]
D.    Macam-Macam Motivasi Belajar
Dalam membahas macam-macam motivasi belajar, ada dua macam sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang biasa disebut ”motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang biasa disebut ”motivasi ekstrinsik”.
a.       Motivasi Intrinsik
Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sejalan dengan pendapat diatas, dalam artikelnya Siti Sumarni (2005) menyebutkan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang. Sedangkan Sobry Sutikno (2007) mengartikan motivasi intrinsik sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan, motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa memerlukan rangsangan dari luar.
b.      Motivasi Ekstrinsik
Menurut A.M. Sardiman (2005:90) motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sedangkan Rosjidan, et al (2001:51) menganggap motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tujuan-tujuannya terletak diluar pengetahuan, yakni tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri. Sobry Sutikno berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dan berfungsi karena adanya pengaruh dari luar.[15]
E.     Cara Belajar
Cara belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Pada dasarnya, cara belajar terdiri dari tiga tipe, yaitu:
1.      Visual
anak yang mempunyai cara belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.
2.      Auditori
anak yang mempunyai cara belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakana. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan_kaset.
3.      Kinestetik
anak yang mempunyai cara belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat[16]
F.     Ciri-Ciri Perubahan Tingkah Laku Dalam Pengertian Belajar
1.      Perubahan terjadi secara sadar
Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapanya bertambah, kebiasaanya bertambah. Jadi perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar , karena orang yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.
2.      Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar menulis maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna.
3.      Perubahan dalam belajar bersifat Positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh Sesutu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam , tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
4.      Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan akan semakin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih.
5.      Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang akan dicapainya.
6.      Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar Sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.[17]



























BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Makalah yang telah disusun ini merupakan program yang sangat membantu dalam pembahasan tentang motivasi belajar, selain itu juga memberikan perbandingan pandangan dengan apa yang telah didapat dilingkungan masyarakat.
Proses yang mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar ada dua, yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Bila kebutuhan intrinsik dan ekstrinsik terpenuhi, proses dan hasil belajar biasa dicapai sesuai dengan harapan. Cara belajar juga memiliki tiga tipe, visual, auditori, dan kinestik. Bila kita mengetahui cara belajar yang lebih kita gemari, kenyamanan dalam belajar mungkin akan didapat.











DAFTAR PUSTAKA
Djaali, Haji. Psikologi Pendidikan, Cet. 3. -Jakarta: Bumi Aksara, 2008. x, 138 hlm.; 21 cm.
Ki RBS. Fudyartanta. Psikologi Pendidikan, Cet. 1. -Jogjakarta: Global Pustaka utama, 2002, viii + 345 + indeks, 21 cm.
http:/ motivasibelajar.net/pengertian-motivasi-belajar


[2] Lihat http://setowicaksono8.wordpress.com/2010/11/07/makalah-motivasi-softskill/
[3] Pegertian motivasi menurut Sumadi Suryabrata. Lihat Buku H. Djaali. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: bumi Aksara, 2008), hlm. 101.
[4] Lihat http://setowicaksono8.wordpress.com/2010/11/07/makalah-motivasi-softskill/
[5] Ki RBS. Fudyartanta. Psikologi Pendidikan, (Jogjakarta: Global Pustaka utama, 2002), hlm. 258.
[6] Lihat http:/ motivasibelajar.net/pengertian-motivasi-belajar
[7] Abraham H. Maslow. Motivation and Personality, (New York: Prentice Hall, 1996), hlm. 62-63. Lihat Buku H. Djaali. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: bumi Aksara, 2008), hlm. 101.
[8] H. Djaali. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: bumi Aksara, 2008), hlm. 102.
[9] Pengertian motivasi berprestasi menurut H. Heckhausen. The Anatomy of Achievement Motivation,  (New York: Academic Press, 1967), hlm. 4-5. Lihat Buku H. Djaali. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: bumi Aksara, 2008), hlm. 103.
[10] H. Djaali. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: bumi Aksara, 2008), hlm. 103-104.
[11] Ibid., hlm. 108-109.
[12] Ibid., hlm. 104-105.
[13] Ibid., hlm. 105.
[14] http://setowicaksono8.wordpress.com/2010/11/07/makalah-motivasi-softskill/
[15] http://setowicaksono8.wordpress.com/2010/11/07/makalah-motivasi-softskill/
[16] http://setowicaksono8.wordpress.com/2010/11/07/makalah-motivasi-softskill/
[17] http://setowicaksono8.wordpress.com/2010/11/07/makalah-motivasi-softskill/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar